Dinding Penahan Jembatan Pombewe yang Baru Dikerjakan Mulai Retak

    Dinding Penahan Jembatan Pombewe yang Baru Dikerjakan Mulai Retak
    Trotoar ruas jalan Jonoge yang tidak selesai hingga batas kontrak

    Palu - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ) terus gencar melakukan berbagai upaya memutus disparitas antara daerah, salah satunya yakni merehabilitasi serta merekonstruksi infrastruktur jalan pasca bencana di Sulawesi Tengah.

    Ini menjadi hal penting dan diprioritaskan, mengingat bahwa Sulawesi Tengah pada September 2018 silam baru saja tertimpah bencana dasyat gempa bumi yang diikuti stunami serta likuifaksi infrastruktur jalan

    Dampak dari semua itu adalah banyak ruas ruas jalan yang rusak akibat bencana. Salah satunya adalah jalan di Kabupaten Sigi misalnya, Kegiatan Rehabilitasi & Rekonstruksi jalan non nasional meliputi. Segmen Palupi Simoro, panjang penanganan yaitu 17.65 KM. Sementara untuk segmen Biromaru Palolo yang di tangani adalah 2.16 KM dan segmen terakhir adalah jalur Hunian Tetap di Desa Pombewe 3.85 KM sehingga total panjang jalan yang dilakukan Rehab-Rekon oleh pihak penyedia jasa PT. Wasco-Sarana KSO yaitu 23.66 KM.

    Salah satu item pekerjaan yang masuk dalam program pasca bencana rehab rekon yakni pembangunan prasarana dan fasilitas pendukung jalan seperti pekerjaan saluran U-ditch, pekerjaan pasangan batu biasa untuk membuat struktur dinding penahan jembatan, pekerjaan trotoar, pengaspalan dan juga pekerjaan jembatan. Proyek ini sejak dimulahkan tak henti jadi perhatian warga setempat.

    Proyek yang diharapkan bermanfaat besar justru berbalik. 2019 lalu. Balai pelaksana jalan nasional Provinsi Sulawesi Tengah ( BPJN ) Palu, melalui Satuan kerja wilayah I mengelola kegiatan ini.

    Dua tahun bergelut dengan pekerjaan. PT Wasco-Sarana KSO tak sanggup memenuhi syarat tepat waktu, kemudian diberikan perpanjagan 50 hari, nyatanya waktu 50 hari sangatlah mepet maka diberikan lagi kelonggaran sampai 3 bulan massa kerja.

    Pantauan media ini, Kondisi pekerjaan selesai meski ada beberapa item yang tidak tercapai tepat waktu seperti pekerjaan trotoar diruas jalan jonoge.

    Bagi pemilik pekerjaan atau yang bersinggungan dengan proyek tersebut, beberapa item yang tidak terselesaikan merupakan hal biasa karena ada opsi pemeliharaan 730 hari.

    Beberapa item yang disinyalir terabaikan sontak menimbulkan reaksi dan beragam spekulasi berbagai kalangan terutama terhadap mutu dan kualitas pekerjaan. Belakangan, proyek yang mengerus keuangan negara sebesar RP. 73.335. 407. 000 ini perlahan mulai terkikis akibat perencana dan pelaksana kurang matang.

    Sepanjang kurang lebih 15 meter dinding penahan untuk jembatan pombewe mulai retak, trotoar mulai terangkat, drainase jebol dan patah.

    Ada indikasi jika proses pelaksanaan dilapangan oleh penyedia jasa dinilai banyak menyerempet aturan. Sebab proses instan tentu tidak bisa menjamin mutu serta kualitas sebagaimana yang dipersyaratkan.

    Penelusuran media ini, perusahaan konstruksi PT. Wasco-Sarana KSO menggarap proyek rehabilitasi dan rekonstruksi ruas jalan Palupi-Simoro, Biromaru-Palolo yang dibiayai melalui WINRIP IBRD LOAN No. 8043-D senilai Rp. 73. 335. 407. 000 .

    Lemahnya pengawasan dinilai menjadi faktor utama rendahnya kualitas proyek. 

    Dari hasil penelusuran media ini, tepatnya diruas jalan akses huntap, terdapat satu yunit jembatan yang dibangun sebagai penghubung antara wilayah Biromaru-Palolo dan jalan akses huntap. Jembatan ini dibangun sepanjang 70 meter dengan lebar 6 meter untuk memutus disparitas antar wilayah.

    Jembatan ini resmi difungsikan, sepintas memang tampak mega membentang disungai Pombewe sepanjang 70 meter, tak ada cacat kontruksi dan diyakini akan bertahan lama namun saat ditelisik dari dekat ada keanehan yang tampak.

    Mulai dari dinding penahan tanah jembatan yang mulai retak retak, deck slab jembatan, saluran drainase pasangan batu biasa, trotoar mulai ada tanda tanda pengausan bahkan mulai jebol sebagian drainasenya.

    Pada deck slab jembatan jika didekati terlihat berbagai keretakan, mulai dari retak kecil hingga retak memanjang. Sekalipun deck slab hanya merupakan elemen non struktural yang berfungsi sebagai lantai kerja 

    Seperti diketahui, deck slab merupakan komponen jembatan non struktural yang dapat mendistribusikan beban sepanjang potongan melintang jembatan baik beban mati maupun beban hidup kemudian menyalurkannya ke  pilar bawah jembatan.

    Kepala Balai Pelaksana jalan nasional Provinsi Sulawesi Tengah Muh Syukur yang dihubungi media ini menjelaskan, Mohon. Kami koordinasikan dengan Kasatker dan PPK.

    " 4/5 13:36 Eko Prasetyo Ppk1. 6: Ini sdh d jelaskan oleh kasatker pak, itu yg dia rekam adalah deck slab di atas deck slab ada pembesian dan msh ada selimut beton utk lantai jembatan pombewe.. yg retak itu *bukan lantai jembatan* sebelum pengaspalan kami jg sdh memeriksa mutu jembatan baik dgn uji kuat tekan atau dgn hammer test.

    4/5 13:41Eko Prasetyo Ppk1. 6: Baik pak sdh d jelaskan langsung oleh sy via kasatker karena dia mnghbngi kasatker menanyakan hal yg sama..4/5 13:41." 

    Selain Kepala Balai, Kasatker PJN I, Andri Irfan dalam tulisan singkat yang diterima menjelaskan bahwa, Ini bukan plat lantai, sebagai informasi itu namanya deck slab, salah satu fungsinya sebagai formwork saat mengerjakan plat lantai, plat lantai ada dibalik deck slab tersebut; spesifikasi deckslab berbeda dengan spesifikasi plat yg bersifat struktural.

    Sementar untuk item trotoar yang tidak selesai dikerjakan hingga batas perpanjangan kontrak ke dua, dijelaskanya Beberapa trotoar kami perintahkan bongkar kembali, sebagai defected pekerjaan. 

    " Ini termasuk defect yg kita minta sempurnakan, satu kesatuan dengan canstain peninggi." Urainya.

    Sementara untuk item dinding penahan jembatan yang nampak retak, Kasatker berujar. Nanti saya periksa, apakah mempengaruhi struktur atau hanya retak permukaan.

    Warga Sigi pada media ini mengungkapkan bahwa proyek ini Pak terutama yang di Jonoge, masih terlihat ada pekerjaan yang belum selesai. Sementara aktivitas pekerjaan tidak ada lagi, pekerja tidak ada satupun dilokasi. Keluh Zul

    Warga lainya menimpali, proyek ini sudah selesai masa kontrak, mungkin yang belum diselesaikan akan dikerjakan berikutnya. Tutur Urif.

    BPJN PALU PASCA BENCANA PUPR
    Ilyas Imran

    Ilyas Imran

    Artikel Sebelumnya

    Baru Kelar Sehari, Proyek Rehab Rekon Jalan...

    Artikel Berikutnya

    Larangan Mudik Lebaran, Pemprov Dan Polda...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Gubernur Rusdy Mastura Pimpin Rakor Bersama Sejumlah Kepala Daerah di Ruang Pongombo Kantor Gubernur Sulteng
    Warga Berharap, Rekanan Jaga Kualitas Jalan Tomata Pape
    Mardin Baharu Cakades Tayadun, Diyakini Mampu Membawah Perubahan
    Komitmen Terhadap Penindakan Pelanggar Lalu Lintas, Polda Sulteng MoU dengan Kejati, Pengadilan Dan PT Pos
    Fokus Berantas Narkoba, Bid Propam Polda Sulteng Gelar Aksi Dan Penandatanganan Fakta Integritas

    Ikuti Kami